Angin topan dan Asep Usro

Angin topan dan Asep usro
By : Dede durahman


Pada suatu malam musim hujan bulan November badai mengamuk di desa soreang. petir menyambar-nyambar,angin topan menderu-deru dasyat. beberapa pohon surian tumbang. atap seng rumah penduduk ada yang lepas dan jatuh melayang. sungai meluap sampai jauh.

keesokan paginya penduduk desa berbenah. Ternyata kerusakan rumah penduduk tak begitu parah. Tapi tempat ibadah mereka, mesjid At-Taqwa, dan 2 kelas bangunan SD rusak berat. mereka mengumpulkan uang untuk memperbaiki kedua bangunan itu.

Ketua RW memimpin rapat di balai desa

"saudara-saudara. dalam musibah topan malam jum'at yang lalu ternyata masjid kita dan dua kelas SD rusak parah. diperkirakan, biaya perbaikan mesjid 2 juta rupiah dan perbaikan SD juga 2 juta rupiah. kas desa dan uang derma yang berhasil dikumpulkan dari warga percis 3 juta rupiah. apa langkah kita selanjutnya?"

"Pak lurah" kata pak andi, seorang petani sosin desa soreang, "mari kita perbaiki At-Taqwa. mesjid kan paling penting dalam kehidupan kita."
Hendra sudiro seorang dosen menyela. Saudara Andi betul, tapi sebaiknya SD lah yang kitabenahi terlebih dahulu."

"wah kenapa begitu pak dosen?"
"Pendidikan anak-anak dan kemenakan kita sebaiknya diutamakan." Udin tukang bangunan memberikan pendapatnya. "Dimana kita shalat jum'at kalau SD itu yang terlebih dahulu diperbaiki?"

"Anak-anak SD dua kelas yang rusak itu bisa bergiliran memakai ruangan kelas yang tidak rusak. diatur masuk sekolah bergilir pagi dan siang." usul Asep Usro, pedagang asongan, angkat bicara.
"begini Asep usro. saya menyokong pak dosen hendra. kita perbaiki SD dulu. soal Shalat, kan bisa dirumah masing-masing?"
"tunggu tunggu, Shalat jum'atnya dimana?"
"mudahlah itu di desa keramat mulya saja. kan jauhnya cuma 1 kilometer dari desa kita."
perdebatan berlanjut terus, kopi dan tape dan pisang goreng dihidangkan.
"mudah bagaimana Pak Dosen? jelas-jelas jaraknya 1 kilometer." Asep Usro menyela.
"memang mudah kita tinggal berangkat kesana,kok. Masalah pemberangkatan bisa pakai kendaraan atau jalan kaki,beres." jawab pak Dosen Hendra.

Pak RW menyela." Asep usro betul Pak Dosen. melaksanakan shalat jum'at di desa sebelah itu tidak mudah seperti halnya menumpang parkir, apalagi kalau jaraknya jauh."
Asep Usro menambahkan." ya...betul. bisa-bisa para jemaah tidak jadi melaksanakan shalat jum'at karena jaraknya yang jauh."
Pak Andi menyela." ya. .yang dihawatirkan bukan jaraknya, tapi bagaimana nasib kita jika tiba ke mesid Desa Karamat Mulya penuh dengan jemaah sekitar? jemaah kita kan banyak."
" ya Pak Andi betul.tapi, mesjid dan sekolah harus dibetulkan karena keduanya juga sangat penting."usul Pak RW.
" lalu apa langkah kita selanjutnya?"tanya Dosen Hendra.

pada saat itu keadaan menjadi hening, semua diam sejenak memikirkan masalah itu.tiba-tiba Asep Usro berkoar.
" tunggu apalagi,jawabannya sudah ada di depan mata,kok!"jawab Asep Usro dengan mudahnya.
" wah apa itu?"tanya Dosen Hendra, dan warga lainnya mengira Asep Usro menemukan solusiya.dan dia berkata.
" ya karena dana untuk pembangunan belum cukup. kita makan saja pisang goreng dan kopi hangat yang ada he...he....he.

semua warga tertawa dan mengenai perbaikan mesjid dan sekolah ditunda sampai dana mencukupi.

0 komentar:

Posting Komentar

isi komentar anda yang sopan dan jujur ya!!!!

BM
krelzz