SUMPITAN

Pengertian Seni Kriya

Seni kriya merupakan suatu hasil budaya manusia yang sangat hebat. Seni kriya merupakan suatu ekspresi yang sifatnya pengabungan antara simbol sakral dengan non sakral—mengekspresikan konsep budaya ide menjadi kenyataan—yang mempunyai nilai keindahan bagi dirinya dan bagi orang lain. Kadang, hasil Seni kriya tersebut hanya diperuntukkan untuk sesaat, tetapi juga dapat dipakai untuk selamanya. Seni kriya terealisasi dalam berbagai media seperti dalam lontar, bambu, kayu, batu (andesit, pualam granit dsb), serta ataupun gabungan berbagai media. Hal ini menunjukkan bagaimana manusia masa lalu mencoba mengembangkan diri menyemesta. Seni kriya dapat berfungsi sebagai media komunikasi antara satu individu dengan yang lainnya, ataupun antara satu kelompok dengan kelompok lainnya

Sumpitan

Sejarah

Suku dayak mengenal berbagai macam senjata yang biasa digunakan untuk berburu dan berperang pada zaman dahulu, atau untuk kegunaan sehari-hari semisal di ladang. Misalnya sumpitan (sipet), mandau, lonjo (tombak), perisai (telawang), dan taji.

Pengertian
Sumpitan adalah sejenis peralatan memburu atau berperang yang sering digunakan oleh masyarakat peribumi Sarawak dan Sabah pada masa dahulu. Terdapat kelebihan yang dimiliki oleh senjata ini iaitu kemampuannya mencapai sasaran dari jarak jauh di samping tidak mencemarkan alam sekitar kerana ia menggunakan bahan semulajadi dari hutan. Menurut kepercayaan etnik Dayak, sumpitan ini tidak boleh digunakan untuk membunuh sesama manusia. Bahan utama di dalam proses pembuatan sumpit adalah daripada kayu. Kayu dipilih mengikut kualiti dan mutu biasanya daripada kayu jenis Belian, Bengkirai dan Ulin yang kayunya lurus, agar mudah dilubangi berukuran kurang lebih 8mm.

Unsur

Senjata sumpit ini berupa buluh dari batang kayu bulat sepanjang 1,9 meter hingga 2,1 meter. Sumpit harus terbuat dari kayu keras seperti kayu ulin, tampang, lanan, berangbungkan, rasak, atau kayu plepek.

Diameter sumpit dua hingga tiga sentimeter yang berlubang di bagian tengahnya, dengan diameter lubang sekitar satu sentimeter. Lubang ini untuk memasukkan anak sumpit atau damek.

Bagian yang paling penting dari sumpitan, selain batang sumpit, yaitu pelurunya atau anak sumpitnya. Anak sumpit, disebut juga damek. Ujung anak sumpit runcing, sedang bagian pangkal belakang ada semacam gabus dari sejenis dahan pohon agar anak sumpit melayang saat menuju sasaran

Racun damek oleh subetnis Dayak Lundayeh disebut parir. Racun yang sangat mematikan ini merupakan campuran dari berbagi getah pohon, ramuan tumbuhan serta bisa binatang seperti ular dan kalajengking.

Getah pohon yang digunakan untuk racun di antaranya getah kayu ipuh, kayu siren, atau upas, dicampur dengan getah kayu uwi ara, atau getah toba. Bisa binatang, seperti ular, akan menguatkan efek racun ini.

Meski demikian, kalau racun damek itu langsung masuk ke darah, manusia atau semua binatang akan segera mati. "Kecuali ayam. Kami juga tidak tahu kenapa ayam tidak mati oleh racun tersebut," ujarnya.

Proses Pembuatan

Proses pembuatan sumpit adalah rumit dan memerlukan kepakaran untuk menebuk kayu yang telah dipilih. Sumpitan ini berbentuk tongkat panjang yang diberi lubang kecil untuk memasukkan anak sumpitan. Sumpitan dilengkapi dengan sebuah mata tombak yang diikat erat pada hujungnya dan juga dilengkapi dengan domek(anak sumpitan) beserta wadahnya (selup).

Pembuatan sumpit dikerjakan dengan sangat cermat dan teliti oleh warga Dayak. Hampir semua subetnis Dayak menggunakan sumpit, namun yang sangat terkenal lihai membuat sumpit, antara lain subetnis Dayak Ot Danom, Apu Kayan, Punan, Pasir, Ot, Siang dan Dayak Bahau. Hal ini berkaitan dengan jenis-jenis kayu terbaik untuk sumpit yang ada di sekitar permukiman mereka. Cara pembuatan sumpit, kayu keras semisal ulin yang masih berbentuk balok berukuran 10 x 10 sentimeter dengan panjang yang telah ditentukan digantung secara vertikal di suatu tempat. Kemudian bagian bawah balok itu dibor ke arah atas. Peluru atau anak sumpitan yang tajam seperti panah disebut domek(anak sumpitan). Biasanya domek dicelup dengan zat racun yang diperolehi dari getah sejenis akar yang diolah sedemikian rupa yang dikenali Ipu. Ipu ini akan digosok pada hujung domek. Sebelum digunakan, domek ini akan disimpan dalam suatu tempat khusus yang dikenali Telep agar tidak membawa kesan kepada tuannya. Manusia atau binatang yang terkena domek beracun boleh membawa maut.

Cara pemakaian

Cara melepaskan domek dari sumpitan ialah dengan meniup sekeras mungkin melalui lubang sumpitan yang lurus. Jangan tarik nafas ketika mulut di sumpitan kerana domek akan memasuki mulut. Sebuah sumpit dipegang lalu dimasukkan anak sumpit ke lubang, kemudian ditiup dengan mulut sekuat tenaga supaya arus yang keluar dari mulut sangat kencang membidik menuju sasaran yang diinginkan. Jarak capai anak sumpitan ini cukup jauh tapi ia bergantung kepada kekuatan meniup.

Tujuan

Pada awalnya tujuan pembuatan sumpitan ini hanya untuk berburu oleh para suku dayak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena mereka mengandalkan makanan dari hasil buruan. Tetapi pada saat ini sumpitan banyak digunakan oleh orang orang tertentu saja. Oleh masyarakat umum sumpitan hanya digunakan untuk ajang lomba ketepatan sasaran dalam menyumpit.

Fungsi

senjata sumpitan merupakan senjata kebanggaan dan menjadi senjata utama bagi masyarakat Dayak. Untuk keperluan lomba, damek tidak diberi racun seperti anak sumpit untuk berburu. Anak sumpit untuk berperang atau berburu biasanya diberikan keratan sepanjang sekitar tiga sentimeter di ujung anak sumpit dengan maksud ujung tersebut patah dan tertinggal dalam tubuh buruan hingga racun lebih cepat bekerja. Untuk menaruh anak sumpit tersedia wadah khusus yang disebut telep. Terbuat dari satu ruas bambu yang diukir dan diikat rotan serta diberi tutup, sebuah telep bisa menyimpan sekitar 50-100 anak sumpit.

Daerah Penghasil

Sumpitan banyak ditemukan oleh suku dayak di daerah Kalimantan dan di daerah daerah pedalaman yang banyak para pemburu.

0 komentar:

Posting Komentar

isi komentar anda yang sopan dan jujur ya!!!!

BM
krelzz