KANKER RAHIM

Kanker adalah penyakit akibat mutasi sel-sel tubuh secara abnormal dan tidak terkendali. Jika pertumbuhannya tidak dihentikan maka pertumbuhannya akan terus berlanjut secara perlahan-lahan. Apabila sel kanker telah menyerang satu atau sekelompok sel maka perkembangannya akan menjadi sangat cepat, berlipat ganda secara terus-menerus.(1)
Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.(1)
Kanker ini adalah neoplasma ganas yang muncul dan regio(daerah datar yang mempunyai kurang atau lebih batas tertentu) sambungan skuamokolumner dan menginvasi stroma serviks(2). Kanker serviks 90%-95% merupakan kanker planoselular(3).
PENYEBAB
Munculnya penyakit ini diakibatkan oleh sel dinding (epitel) rahim berkembang tidak normal. Dan seperti penyakit kanker lainnya, pemicu dari kanker rahim inipun belum diketahui secara pasti. Tapi dari beberapa penelitian diketahui adanya virus papilloma sebagai penyebab lain dari kanker ini. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim.(4)
Kebanyakan HPV yang merubah sistem dari sel leher rahim menjadi sel kanker adalah bawaan dan hanya ”menumpang hidup” sementara, tetapi mengalami perkembangan pertumbuhan yang pesat sehingga menguasai sistem dari sel leher rahim. Sel ini berkembang selama kurun waktu 12 sampai 36 bulan. Jika terus berkembang dalam kurun waktu tersebut sel kanker ini tidak dapat lagi ditolak oleh sistem imun tubuh karena terlalu banyaknya jumlah sel ini selain itu penyebab tidak dapat bekerjanya sistem imun tubuh adalah karena ketidakcocokan cara kerja sistem imun sendiri dalam membersihkan virus ini.(5)
Perawatan termasuk operasi pada stadium awal dan kemoterapi dan radioterapi pada stadium akhir penyakit. Satu penelitian menemukan HPV pada 77% perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks. Dipikirkan 75 persen orang yang aktif secara seksual yang berusia 15-49 tahun di AS mengalami sedikitnya satu jenis infeksi HPV. Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. Infeksi pada tangan dan kaki biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat mengembang menjadi kanker penis atau dubur, dan juga kanker leher rahim (cervical cancer) pada perempuanyang sedang dibahas pada makalah ini. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalah lapisan sel yang meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal. AIN adalah perkembangan baru sel tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Satu penelitian menemukan AIN dan CIN pada lebih dari 10% orang HIV-positif. Satu penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan HIV-positif mempunyai angka CIN jauh lebih tinggi dibanding perempuan HIV-negatif. Bagaimana HPV Ditemukan? Untuk menemukan HPV, dokter mencari displasia atau kutil kelamin. Displasia dapat ditemukan dengan tes Pap (Pap smear). Tes ini biasanya dipakai untuk memeriksakan leher rahim perempuan. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Kain penyeka diraba-raba pada daerah yang ingin diperiksa, untuk memungut beberapa sel. Sel ini dilumuri pada kaca dan diperiksa dengan mikroskop. Sebuah tes baru untuk HPV yang disebut sebagai tes refleks saat ini mulai dipakai untuk menindaklanjuti hasil tes Pap yang tidak jelas. Tes ini dapat menunjukkan orang yang membutuhkan pemeriksaan lebih teliti atau pengobatan. Tes refleks menentukan jenis HPV yang ada dan apakah pengobatan agresif dibutuhkan. Beberapa peneliti menganggap bahwa tes Pap pada dubur dan leher rahim sebaiknya dilakukan setiap tahun untuk orang yang berisiko lebih tinggi, peneliti lain menganggap pemeriksaan fisik dengan teliti dapat menemukan semua kasus kanker dubur yang ditemukan melalui tes Pap pada dubur. Kutil kelamin dapat muncul antara beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seorang terinfeksi HPV. Kutil dapat kelihatan seperti benjolan kecil. Kadang kala, kutil ini dapat menjadi lebih penuh dengan daging dan kelihatan seperti kol kembang. Semakin lama, kutil dapat menjadi semakin besar. Umumnya, dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan diperiksa dengan mikroskop. Ini disebut biopsi. HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan virus yang menyebabkan kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, kita mungkin juga terinfeksi jenis HPV lain yang dapat menyebabkan kanker.(6)
Kembali kepada virus HPV yang menyebabkan kanker leher rahim, virus ini hidup pada suasana lembab di cairan vagina yang dialami oleh penderita keputihan (leukore). Dalam waktu yang lama apabila keputihan yang diderita tersebut tidak kunjung membaik, umumnya berisiko pada kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau yang tidak sedap, dan perdarahan yang keluar dari alat genital. Tapi ada kalanya kanker yang dialami muncul tanpa memberikan gejala-gejala sakit tersebut(7)
Rasa sakit dan rasa tidak fresh seperti pegal-pegal, lesu dan perasaan tidak enak lainnya terutama pada punggung ibu, diakibatkan oleh pengaruh dari perkembangan sel-sel kanker tersebut. Dimana penyebaran dari kanker sudah mulai meluas kedaerah lain atau ke organ lain termasuk tulang yang masuk dalam saluran getah bening atau diakibatkan oleh adanya penyakit lainnya seperti diabetes, hipertensi yang bisa diketahui setelah dilakukan pemeriksaan.(7)
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut juga dapat dideteksi kehadirannya dengan Pap smear test, sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang menderita kanker leher rahim.(1)
Memang Pap smear test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Test ini ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.(1)
Test ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan yang lebih teliti.(1)
Prosedur pemeriksaan Pap smear test mungkin sangat tidak menyenangkan untuk anda, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Mungkin anda lebih memilih dokter wanita untuk prosedur ini, tetapi pada umumnya para dokter umum dan klinik Keluarga Berencana dapat dimintai bantuan untuk pemeriksaan Pap smear test. Usahakanlah melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu setelah berakhirnya masa menstruasi anda. Jika anda sudah mati haid, Pap smear test dapat anda lakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim), anda tidak perlu lagi melakukan Pap smear test karena anda sudah terbebas dari resiko menderita kanker leher rahim. Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur. Hal yang harus selalu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan Pap smear test. Pap smear test selalu diperlukan biarpun anda tidak lagi melakukan aktifitas seksual.(1)


GEJALA
Pada fase permulaan kanker serviks terdapat kemungkinan bahwa penderita belum mempunyai keluhan dan diagnosis dibuat secara kebetulan(pemeriksaan penduduk). Dalam fase yang lebih lanjut sebagai akibat nekrosis(kematian sel) dan perubahan-perubahan poliferatif jaringan serviks timbul keluhan-keluhan sebagai berikut:
- kehilangan darah vaginal yang abnormal(intermenstrual)
- perdarahan kontak
- gangguan miksi(disuria)
- gangguan defekasi(pembuangan)
- nyeri di perut bawah atau menyebar
- limfedema(3)
Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi.(1)
Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positif kanker.(1)


PENANGANAN/PENGOBATAN

Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan: 1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.(1) 2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.(1)
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.(1) 2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.(1)
3. Kolposkopi sejak tahun 1928 telah dikembangkan oleh Hinselmann tetapi baru 15 tahun terakhir ini membuktikan diri sebagai teknik terpenting untuk membuat preparat apus dan biopsi daerah yang dicurigai. Dengan mikroskop diatas statif(dapat disamakan dengan mikroskop operasi) serviks diperiksa dengan perbesaran 6-40 kali.(3)
4. Uji Schiller, test ini berdasar fakta bahwa epitel skuamosa normal dari vagina dan serviks terwarnai coklat dengan larutan yodium dalam air. Dengan ini epitel patologik yang tidak terwarnai bisa ditandai, sebagaimana juga epitel silinder. Meskipun hasilnya cukup baik tetapi kolposkopi yang lebih disukai.(3)

PENCEGAHAN

Kanker leher rahim juga bisa dicegah sehingga tidak perlu untuk melakukan Pap Smear test apalagi pengoperasian. Berikut adalah kiat-kiat pencegahan kanker leher rahim:
1. JAUHI ROKOK
Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim). Nikotin membuat semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker(8)
2. PENCUCIAN VAGINA
Banyak orang yang melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks. Nah, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker. Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia.
Itu pun seharusnya atas saran dokter. Artinya, jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina. Kita tahu, bila pH tidak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini akan bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.(8)
3. KEKURANGAN VITAMIN C
Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. Beta karoten, vitamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker.
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.(8)
4. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari dia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel, selalu berubah setiap saat mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.(8)
5. BERGANTI-GANTI PASANGAN
Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks. Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker.(8)

Daftar Pustaka
1. http://dokter.indo.net.id/serviks.html
2. Taber,Ben-zion MD : Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi ; 167-172
3. Bosman FT, dkk : Onkologi Edisi Kelima ; 497-504
4. http://www.medicinenet.com/cervical_cancer/page2.htm#3howcan
5. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&artid=145302
6. http:// www.aidsinfonet.org Diperbarui 1 November 2004 berdasarkan FS New Mexico AIDS Infonet 28 September 2004
7. http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/CRI_2_4_1X_What_is_cervical_cancer_8.asp
8. http://www.mail-archive.com

0 komentar:

Posting Komentar

isi komentar anda yang sopan dan jujur ya!!!!

BM
krelzz