Sebagaimana kita ketahui bahwa segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Ketika energi mengenai permukaan bumi berubah dari cahaya menjadi panas yang mengahangatkan bumi. Permukaaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang maya di perangkap gelombang radiasi. Gas rumah kaca adalah proses pembakaran. Bahan bakar fosil, seperti batubara, BBM, gas alam dan sejenisnya yang tidak dapat diperbaharui yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Gas-gas pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim akibat pemanasan global ini mengakibatkan peningkatan permukaan air laut, banjir, kekeringan, serta menyusutnya/hilangnya area salju di pegunungan.
Dampak pemanasan global ini dirasakan oleh lebih dari dua pertiga kota-kota besar di dunia, dimana seluruh dunia saat ini mengalami musim panas yang semakin panjang dan musim hujan yang semakin pendek.
Di Indonesia juga merasakan dampak pemanasan global ini dimana suhu udara yang semakin panas di kota-kota yang dulunya dikenal sejuk seperti daerah Puncak Jawa Barat, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Malang, Kota Batu, Kawasan Kaki Gunung Semeru, hilangnya salju di puncak Jaya Wijaya dll. Dengan meningkatnya suhu tersebut memicu timbulnya wabah penyakit endemik seperti leptospirosis, demam berdarah, diare, malaria, dll.
Udara yang lebih hangat juga akan memperbanyak polutan sehingga meningkatkan insiden alergi dan penyakit pernapasan karena spora mold dan serbuk sari dan juga ratusan desa pesisir Jawa Timur terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut.
Selain yang disebutkan di atas, sisi lain dari dampak pemanasan global yaitu ;
• Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
• Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin, topan, dan banjir
• Mencairnya es dan glasier di kutub
• Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
• Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
• Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
• Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan menyebarnya penyakit-penyakit tropis seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
• Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
Gaya hidup manusia (life style) juga menyebabkan terjadinya pemanasan global, dimana hampir seluruh pemenuhan kebutuhan manusia sudah sangat tergantung pada pemanfaatan mesin-mesin atau teknologi yang berpotensi sebagai penyumbang gas rumah kaca.
Di Indonesia kita bisa melihat dari kota sampai ke desa-desa masyarakat telah mengalihkan alat transportasinya dari sepeda ke sepeda motor, perahu nelayan tak lagi menggunakan dayung tapi telah menggunakan mesin, tukang kayu menggunakan gergaji bermesin, petani telah menggunakan mesin pompa yang tidak ramah lingkungan.
Dengan situasi yang sedemikian rupa, apa yang dapat kita lakukan agar pemanasan global bisa dihentikan. Yang dibutuhkan adalah kesadaran untuk melakukan penghematan energi secara besar-besaran melalui REVOLUSI GAYA HDUP. Mari kita merubah gaya hidup yang selama ini konsumtif terhadap energi baik langsung maupun tidak langsung menjadi gaya hidup sederhana dan alamiah serta RAMAH LINGKUNGAN.
Tips Untuk Menekan Pemanasan Global
1. Lakukan penghematan energi dengan menggunakan bola lampu hemat energi, dan mengurangi penggunaan AC, serta menggunakan secara efisien televisi, radio, kulkas, mesin cuci dll.
Lampu hemat energi (compact fluorescent light atau CFL) kelihatannya memang lebih mahal disbanding bola lampu biasa. Padahal, lampu jenis ini 10 kali lebih awet, menghemat energi lebih dari 60%, dan panas yang dihasilkan 70% lebih sedikit, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dengan mengurangi suhu AC sekitar 2 derajat untuk setiap harinya, maka penggunaan karbondioksida akan berkurang sekitar 1 ton setiap tahun.
Gunakan mesin cuci dengan kapasitas maksimal. Jangan menggunakannya hanya untuk beberapa potong pakaian kotor saja.
Matikan televisi atau radio jika tidak ditonton/didengar. Jangan dibiarkan televisi/radio dalam kondisi “stand by” dalam jangka lama.
2. Gunakan keranjang permanen untuk berbelanja. Kurangi penggunaan tas plastik dan kertas.
Jika dalam satu hari setiap orang bisa megurangi pemakaian 2 buah tas plastik saja, berarti dalam 1 tahun lebih dari 500 tas plastik yang bisa dikurangi. Bayangkan jika itu dilakukan 200 juta penduduk Indonesia. Tentu saja ratusan kilogram emisi karbondioksida akan berkurang setiap tahunnya. Selain menekan pemanasan global mengurangi pemakaian plastik juga akan mengurangi polusi pada air tanah serta tanah.
3. Gunakan produk dengan kemasan seminimal mungkin atau isi ulang dengan menggunakan kemasan sederhana dan minimalis berarti menghemat energi untuk memproduksi kemasan tersebut.
4. Gunakan produk ramah lingkungan
Bijaklah dalam memilih produk yang hendak dibeli. Misalnya, telitilah apakah sabun cuci yang kita pakai mudah terurai atau tidak. Pilihlah mobil yang hemat bahan bakar dan komputer atau laptop yang sudah memiliki tanda “energy strar”
5. Buang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya akan menghemat energi untuk mengangkutnya ke tempat pembuangan. Selain itu juga akan mengurangi polusi tanah dan udara.
6. Hemat pemakaian air
Gunakan air secukupnya, baik untuk mandi, membilas cucian, mencuci kendaraan dsb. Setiap tetes air yang digunakan adalah penggunaan energi yang menimbulkan karbondioksida.
7. Gunakan kendaraan bermotor bila sangat dibutuhkan saja, selebihnya memanfaatkan sepeda, bus umum atau berjalan kaki untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Hal tersebut akan mengurangi pemakaian bahan bakar dan karbondioksida. Kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 7.8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, akan mengemisikan sekitar 3 ton karbondioksida.
8. Belilah produk-produk lokal
Belilah bahan-bahan makanan lokal, sehingga tidak diperlukan transportasi yang membutuhkan bahan bakar banyak untuk itu.
9. Berkendaraan dengan cerdik
Emisi CO2 dapat dikurangi dengan cara berkendaraan yang benar. Gunakan gigi perseneling sesuai kecepatan. Jangan membuang-buang gas, dan atur kecepatan tetap stabil. Perhatikan ban mobil jangan sampai kempes. Tune up kendaraan secara teratur.
10. Lestarikan hutan
Hindari penebangan dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan akan menghasilkan CO2 yang cukup besar. Diperkirakan ada sekitar 1.400 juta ton CO2 setiap tahun dari kebakaran hutan di Indonesia.
11. Menanam pohon sebanyak-banyaknya
Sebatang pohon dapat menyerap satu ton karbondioksida selama usianya. Tanaman sederhana saja seperti spider plant (tanaman hias berdaun ramping bergaris-garis putih, banyak dijual di tukang tanaman) bisa mengurangi jumlah karbondioksida sampai 60% disekitarnya.
12. Daur ulang
Usahakan barang-barang bekas yang ada disekitar kita untuk didaur ulang atau dimanfaatkan untuk keperluan lain yang berguna.
PEMANASAN GLOBAL
di terbitkan oleh angga bagus prasetya
Label: geografi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca juga Artikel Ini
- Nama Kota Di Indonesia Dalam Bahasa Arab
- Stem Cell Kaitannya Dengan Mekanisme Kerja Regenerasi Sel Punca
- HAWARI - BERJUANGLAH
- perbedaan sirah dan tarikh
- هل تحدث مشكلات بين الزوجين؟
- Shoutul Haq - Realita kehidupan
- Hukum Talion
- Shoutul Harokah - Tekad Perjuangan
- Shaff-fix - Lupa Usia
- Nama Negara dan kota dalam Bahasa Arab (C-F)
0 komentar:
Posting Komentar