MENGENASKAN DI PUNTANG
OLEH :Taufiq Sutyarahman
Di malam yang sunyi nan damai, ketika semua orang sedang terlelap merasakan mimpi dalam tidurnya. Tepatnya, pukul setengah satu malam. Disaat keadaan masih dingin dan angin berhembus cukup kencang membuat rasa malas semakin menggoda diri untuk terus saja terlelap dalam tidurnya dan menjauh dari beribadah. Di sebuah rumah kost yang cukup mewah ada seorang anak lelaki terbangun dari tidurnya, anak lelaki itu bernama Ridwan. Ia seorang siswa SMA yang lagi ngekost didaerah Soreang.
Dimalam yang dingin itu Ridwan merasa gelisah tak karuan dan ia pun gak bisa tidur. Lalu dia meniatkan untuk shalat malam daripada ia terbengong tanpa ada manfaat lalu ia diam sejenak dan duduk termenung diatas tempat tidurnya.
Selang beberapa menit Ridwan segera pergi kekamar mandi, sebelum pergi, ia terbiasa membawa sweeter tebal dahulu, karena kamar mandi yang ia tuju tempatnya sangat jauh dari kamarnya, karena ia tinggal dirumah kost mewah berlantai empat dari enam lantai yang ada. Dia harus menempuh jalan yang dingin akan udara malam dan gelap. Rumah kost itu mewah tapi kamar mandi yang ada Cuma satu yaitu dilantai satu. karena kamar mandi yang ada Cuma ada satu, dan ia pun tepaksa harus pergi ke kamar mandi yang tempatnya ada dilantai 1.
“Andai aja kost yang aku tempatin gak nyusahin begini, mungkin aku gak bakal mondar-mandir, apalagi kalo sedang darurat capeknya minta ampun.. untung kalo lagi kosong, gimana kalo penuh bisa-bisa B A B dicelana, bisa gawat!!!”. Pikir Ridwan berandai-andai sambil berjalan. Setelah sampai, kemudian ia masuk ke kamar mandi
“kebetulan nih WC nya kosong.” Ucap Ridwan sambil mengucapkan kata syukur.
Lalu Ridwan pun melakukan wudhunya. Setelah berwudhu ia langsung pergi kembali ke kamarnya dilantai 4.
Setelah tiba di kamarLalu tibalah Ridwan di kamarnya, sebelum melakukan shalat tahajud Ridwan merasa bahwa tenggorongkannya terasa kering. melakukan shalat tahajud Ridwan merasa bahwa tenggorongkannya terasa kering. Lalu ia mengambil air minum yang tak jauh dari tempat ia akan shalat.
“Syuruputtttt.....Alhamdulillah seeegeeer buannget nih, udah jalan-jalan dari tadi sampe berkeringat, trusss tambah air hangat, ennak bennnnerr.” Ujar Ridwan dengan bangga.
Lalu setelah itu Ridwan langsung membawa sajadah dan membentangkannya diatas lantai. Lalu shalatlah ia. Ridwan melakukannya dengan penuh ikhlas dan dijalankan dengan kekhusyuan, karena ia tahu Allah lebih menghargai pada orang-orang yang beribadah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.
Dalam shalatnya Ridwan berdo’a kepada Allah Swt.
“Ya Allah berikanlah aku kehidupan yang sejahtera dan bebas dari marabahaya karena kutahu engkau-lah sebaik-baiknya penyelamat dan kepada-Mulah aku meminta”. Do’a Ridwan dalam Shalat malam itu. Tak lama kemudian Ridwan pun membaca kitab suci Al-Quran beberapa ayat sampai dengan menunggu azan subuh tiba. Lantunan ayat suci pun Ridwan bacakan dengan suaranya yang merdu. Hingga tiba waktu Shubuh lalu Ridwan pun pergi ke Mushola terdekat untuk sholat berjamaah.
*********
Pagi pun tiba, matahari mulai terbit, menyinari dunia yang indah ini. Burung-burung menari sambil menyanyi dengan suara merdu mereka menghangatkan suasana dipagi itu. Orang-orang berduyun-duyun pulang dari mesjid usai shalat berjama’ah dan mencari ilmu agama.
Terlihat dari kejauhan Ridwan dan temannya, Azies sedang membicarakan sesuatu. Azies merupakan teman sekelas Ridwan yang rumahnya dekat dengan tempat ngekost Ridwan. Azis juga termasuk sahabat Ridwan yang suka menolong, dan baik hati dan tidak sombong. Ketika ada teman yang kesusahan Azies selalu datang lebih awal. Karena itulah Azies paling banyak dikenal oleh orang karna kebaikannya.
Pagi itu dua soulmate itu, sedang berbincang-bincang tentang acara piknik. Kebetulan di sekolahnya Ridwan dan Azies merupakan ketua dan wakil ketua di kelasnya.
“gimana menurut ente, kalo kita ngadain haking ke gunung,… soalnya be-te kan kalo terus-terusan belajar kan be-te?” Tanya Ridwan Mengawali pembicaraan pagi itu
“Ke gunung?…. Tumben Baru-baru ini ane dengar sang Ridwan punya ide secemerlang kayak gini.” Jawab Azies dengan nada memuji
“Ya iya lah …Kan manusia itu butuh hiburan juga biar hidup kita tuh ga stress en ane tuh akhir-akhir ini sering merasa ga betah kalo di kosan, udah ga ada wc truss supek lagi, meningan kita pergi kegunung aja hirup udara seger biar tubuh jadi sehat”. Tutur Ridwan.
“Ada benernya juga pendapatmu….ngomong-ngomong kapan kita pergi kegunungnya en tempatnya dimana?” Tanya Azies
“kalo bisa sih secepatnya …. Kalo masalah tempat kita bisa pergi ke gunung puntang di pangalengan!!!.. gimana menurut ente?”
“bagus juga di sana tempatnya serasa dihutan en bisa sambil memanjat batu batu pokoknya ane setuju banget. Soalnya gunung puntang terkenal dengan keindahan alamnya”. Jelas Ridwan dengan semangat
Pagi itu pun suasana semakin hangat dalam pembicaraan antara dua orang bersahabat itu. Tak lama setelah pembicaraan itu Ridwan pergi ke kosannya begitu pun dengan Azies pulang kerumahnya untuk bersiap-siap pergi kesekolah.
Disekolah Ridwan dan Azies memberi tahu acara Haking yang telah ditelah direncanakannya pada teman sekelasnya.
“Temen-temen kita berdua udah ngerencanain haking ke gunung puntang…hayo siapa kiranya disini yang mau ikutan? Azies selaku KM di kelas XI ipa 1 itu mengumumkan
Mula-mula tak ada satu pun dari 40 orang yang berantusias mau ikut. Tapi beberapa menit kemudian ada satu orang yang memulai. Tak lama kemudian teman-teman yang lain pun mengikuti jejaknya. Hampir 30 orang temen-temen Azies dan Ridwan berantusias ikut.
Keesokan harinya setelah dicek kembali, yang diberi izin oleh orang tuanya hanya 11 orang, 8 laki-laki dan 3 perempuan.
Yang ikut dalam perjalanan itu adalah Abdul, Diki, Bima, Udin, Sobar, wahyu, Siti, Susan, Yuli dan tak lupa juga, sang ketua dan wakilnya yakni Azies dan Ridwan. Setelah positif siapa-siapa saja yang akan ikut, Azies langsung meminta izin kepada kepala sekolah dan wali kelas. Awalnya rencana tersebut tidak disetujui tapi atas permintaan teman-teman yang ingin ikut, kepala sekolah pun mengizinkannya. Sorak bahagia pun menggema kelas XI IPA 1 setelah acara itu disetujui oleh Pak Zaenal selaku pimpinan sekolah.
**********
Mobil kijang telah siap menunggu, dengan pak hasan sebagai sopir yang sudah terbiasa pergi kepada pangalengan, sambil menunggu yang belum pada datang, Azies dan Ridwan segera membawa barang-barang yang akan dibawa kedalam mobil. Setelah beres, anak-anak pun sudah tiba di tempat yang sudah mereka janjikan Setelah komplit Azies memberi mereka pengarahan dan ditutup dengan do’a. setelah semua berdo’a mereka dipersilahkan masuk kedalam mobil.
“Semua siswa dan peralatan udah lengkap, zies? Tanya Ridwan selaku wakil ketua
“yo’i kalo gitu kita cabut sekarang ” Azies menyahut
“sambil menunggu kita sampai disana kalian boleh tidur semaumu tapi kalo kami butuh jangan susah yah dibangunkannya” ucap Ridwan
semua serempak menjawab dengan nada gembira
“pak Sopir sekarang!!!” tutur Ridwan dengan nada santun
maka berangkatlah mobil itu, setapak demi setapak jalan dilalui dengan mulus dan lancar tanpa ada sesuatu hal yang aneh terjadi. Selama diperjalanan mereka bersorak-sorak gembira dan bernyanyi dengan penuh riang gembira. Lagu demi lagu dinyanyikannya hingga tanpa terasa sudah sampai di depan kawasan pangalengan.
Setelah sampailah mereka di depan kawasan gunung puntang tepatnya di pintu gerbang masuk menuju tempat perkemahan, anak-anak langsung bergegas untuk keluar sambil membawa barang-barang milik mereka masing-masing. Tak lupa Ridwan pun membayar pak sopir dengan uang yang sudah ditentukan harganya olehnya. Lalu tanpa istirahat terlebih dahulu pak sopir pun langsung tancap gas dan pergi kembali ke soreang.
Didepan pintu gerbang gunung Puntang, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dengan jalan kaki menuju bukit gunung. Di saat jalan kaki mereka dengan kompaknya menyanyikan lagu-lagu bertemakan naik kepuncak gunung dan lagu-lagu para pejuang. Langkah demi langkah mereka perjuangkan, tanpa mengenal lelah.
Lagu-lagu mereka pun akhirnya berhenti juga karena sudah terasa hujan keringat semakin banyak dan suara mereka sudah terasa pegal untuk mereka bernyanyi.
Semangat pun mereka kobarkan untuk mencapai tujuannya. Hingga akhirnya mereka pun telah tiba di puncak gunung puntang.
Dengan sangat riangnya Ridwan berkata pada Azies
“Alhamdulillah akhirnya sampai juga kita di puncak ini, ya zies!!”
“Iya ya, padahal tadi kita baru nyampe di kaki gunung ini sekarang kita pun telah sampai dipuncak.” Jelas Azies dengan keringat bercucuran di mukanya
“tapi kemana anak-anak yang lain, kok aku tidak melihatnya”? Tanya Azies terheran heran.
“oh iya, kenapa disini hanya ada separuh kemana yang lainnya?” Ridwan menguatkan omongan Azies
Setelah itu lalu Ridwan dan Azies pun langsung tengok kanan-kiri dan depan-belakang.
“Astagfirullah, kenapa aku tadi lalai menjaga teman-teman yang lain harusnya aku jaga mereka!! Azies kebingungan dan menyesali kelalaiannya sebagai ketua
Yang ada dipuncak itu hanya ada enam orang yakni Diki, Udin, Siti, susan, Azies dan Ridwan. Mereka kebingungan mencari sekeliling tempat itu. Tanpa mendirikan tenda terlebih dahulu, mereka pun langsung pergi bersama-sama untuk mencari teman-teman yang lainnya. Mereka mencari sampai gelap, karena hari sudah malam mereka pun terpaksa menghentikan dulu pencarian itu dan mendirikan tenda besar untuk tempat istirahat.
Hari berikutnya pun mereka masih mencari teman-temannya. Sekeliling kawasan itu mereka tidak menemukan seorang pun yang hilang itu sampai akhirnya mereka pun memutuskan untuk pindah dari tempat mereka mendirikan tenda dan membongkar kembali tenda itu.
Mereka pun lalu berjalan untuk pindah dari kawasan sebelumnya ketempat yang lebih bawah dan memutuskan untuk mendirikan tenda ditempat yang baru. Lalu setelah selesai mendirikan tenda itu mereka langsung mencari kembali. Sampai gelap pun mereka tak menemukan satu orang saja yang ada. Kejadian itu berlangsung sampai 1 minggu lamanya kami mencari teman-teman kami tanpa ada yang kami temukan.
Setelah 1 minggu lamanya mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing karena. selain mereka sudah putus asa mereka pun dari sekolah dan orang tuanya hanya mendapat izin sampai 3 hari tapi kenyataannya sampai 1 minggu belum juga pulang. Lalu mereka pun pulang dengan menggunakan angkot yang mereka temui di jalan. Disepanjang perjalanan Ridwan dan Azies sangat kebingungan.
“Bagaimana saya harus bicara pada orang tua mereka?” tanya Azies sambil kesal
“ya jujur aja, kalau sudah begini mau ngomong apa lagi”. Jelas Ridwan yang sama sama sedang bingung.
“Baiklah aku akan mecobanya meskipun orang tua mereka pasti ada yang marah.
Lalu sampailah mereka di desa soreang, disana mereka langsung pulang terlebih dahulu kerumah masing-masing. Ridwan langsung ke kosannya, begitupun dengan Azies, ia kerumahnya dan teman-teman yang lain pun kerumahnya masing-masing.
Besoknya Azies dan Ridwan pun di sekolahnya dipanggil ke ruang BK untuk di tindaklanjuti dan ditanya tentang apa yang telah terjadi selama seminggu.
Di ruang BK Azies selaku ketua dan Ridwan selaku wakilnya mendapat sambutan yang tidak mereka inginkan, disana mereka disambut dengan caci maki, amarah dari sang kepala sekolah, guru-guru dan orang tua temannya yang belum juga kembali pulang kerumahnya.
Selama empat jam Azies dan Ridwan di interogasi dengan sangat kerasnya dari orang tua dan guru karena tidak menjaga mereka dengan baik. Kakak Bima sangat tidak menerima bahwa adiknya belum juga pulang sangat marah pada kedua orang itu. Karena kemarahannya santo kakaknya Bima langsung memukul muka Azies dengan tangannya sampai ia jatuh tersungkur kelantai lalu Azies pun pingsan. Untunya sebelum kemarahannya itu memukul Ridwan ia langsung di tahan oleh para guru laki-laki yang berada disana.
“Tobat! Tobat! Jangan luapkan kemarahanmu pada kedua orang ini, mungkin adikmu itu akan pulang nanti” ucap seorang guru sambil menekuk tangan santo dengan kedua tangannya.
Lalu guru yang lain pun segera mengamankannya. Begitu pun dengan Azies, ia langsung diangkut dan di pindahkan untuk direbahkan di atas sofa yang kebetulan telah ada di ruang BK itu. Suasana di tempat itu pun menjadi gaduh tak karuan. Setelah kejadian itu mereka para orang tua segera di pulangkan dan dimohon untuk pulang.
“biar kami yang menindaklanjuti kasus ini dan dimohon mengerti, diharapkan 1 minggu lagi datang kembali dan jangan membuat keributan seperti ini lagi” ucap sang wakasek yang berkumis tebal dengan tegasnya. Kemudian mereka para orang tua dan saudara teman-teman yang belum kembali kerumahnya bubar dari ruang Bk yang telah kacau itu.
Di ruangan itu Ridwan yang masih tampak sedih meratapi nasib dan takdir yang menimpa pada sahabatnya karena ia tidak tahu apa-apa tentang teman-teman yang hilang ditambah Azies pingsan terkena pukulan dasyat dari santo. Sambil menunggu Azies siuman wakasek keiswaan yaitu pak yadi ingin berbicara yang baik-baik tentang apa yang sebenarnya telah terjadi. Lalu Ridwan pun menceritakan mulai dari perjalanan ke gunung puntang sampai tiba di sana dan menjelaskan juga tentang kekagetannya tentang tiba-tiba teman mereka yang hilang entah dimana. Setelah jelas, pak Yadi merasa ingin membantunya bukannya mensidangnya karena mereka yang memimpin perjalanan itu pun tidak tahu kenapa pada menghilang. Tak lama kemudian Azies pun kembali sadar. Lalu pak wakasek pun menenangkan pikirannya terlebih dahulu dan memijit bagian leher yang telah dipukul oleh santo kakaknya Bima
*************
Setelah satu minggu berlalu, ternyata tidak ada satupun teman kami yang pulang kerumahnya lalu kepala sekolah memerintahkan agar melapor pada pihak kepolisian. Lalu ia menugaskan sang ketua OSIS.
Kemudian Johan selaku ketua OSIS mengajak Ridwan sebagai saksi. Lalu Johan dan Ridwan pun langsung berangkat menuju kantor polisi terdekat dan melaporkan apa yang telah terjadi pada rombongannya itu untuk meminta dicarikan teman-teman yang hilang. Ridwan menjelaskan tentang ciri-ciri fisik mereka dan memberikan data-data lengkap mereka disertai foto-foto mereka.
Setelah melaporkan pada yang berwajib mereka langsung pergi ke sekolah kembali untuk melaporkan pada kepala sekolah dan kembali belajar.
Di sekolah Ridwan tersentak kaget bukan main karena ia disambut kembali oleh orang tua mereka yang meminta pertanggungjawaban. Disana terdapat orang tua dari masing-masing orang yang hilang. Diantaranya orang tua Abdul, Sobar, Yuli, kakaknya Bima dan pamannya wahyu. Semua orang tua/wali yang hadir disana menampakkan wajah cemas dan disertai marah. Dan waktu itu juga ditengah-tengah itu tampak Azies yang sedang di kerumuni para orang tua dan para guru.
Diantara para orang tua/wali tersebut bahkan ada yang sempat memukul kembali Azies dan ada yang mengatakan cacian kasar kepada kami
“walaupun sekiranya Anak kami telah mati tolong perlihatkan mayatnya didepan mata kami” ucap seorang bapak setengah baya yang ternyata ayahnya Abdul dengan wajah yang amat sedih.
Lalu datang kepala sekolah dan guru-guru untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara baik-baik. Karena mereka pun tahu kalo ini bukan persoalan yang sepele.
Hari berganti hari, tak ada satupun yang mengabarkan telah pulang Azies dan Ridwan pun kembali dilanda dengan rasa kegelisahan yang hebat.
Sudah hampir lima bulan gak ada juga yang kembali. Rasa marah orang tua pun semakin menjadi-jadi dan hampir saja Ridwan berputus asa. Lalu ia meneguhkan hatinya lalu berdo’a kepada Allah untuk diberikan keajaiban yang membuat mereka kembali.
Dan pada bulan kelima itu akhirnya ada yang mengabarkan telah menemukan seorang perempuan yang wajahnya sama dengan yang ada difoto. lalu tak lama kemudian ia diantarkan ke rumahnya. Ketika datang kerumahnya Ridwan lalu ia mendatangi temannya. Lalu ia tersentak kaget melihat hal yang paling mengerikan dan tak masuk akal bahwa ia telah menjadi manusia yang terganggu batinnya dan terlihat seperti orang yang setrees. Langsung ketika itu Ridwan bertanya tentang keadaan yang sedang dialami pada keluarganya dan keluarganya pun mengatakan yang sudah ia duga bahwa ia mengalami gangguan batin dan ia telah gila.
Ridwan pun bersedih, ia langsung meminta maaf pada keluarganya, dan keluarganya pun memaafkannya. Tapi dalam hatinya terasa plong dan merasa tenang karena temannya telah ditemukan.
Tak berhenti sampai disitu Ridwan langsung berusaha lagi untuk tetap tegar menghadapi cobaan yang menimpanya, ia memohon kembali kepada Allah Swt agar teman-teman yang masih belum juga pulang agar cepat pulang dengan keadaan selamat.
“Satu orang telah ditemukan, kini tinggal empat orang lagi aku harus lebih berusaha lagi”. Ucap Ridwan dalam hati.
*******
Selama beberapa hari setelah kejadian itu Ridwan sering pergi bersama teman-temannya demi tujuan mencari teman-teman yang belum juga ditemukan.
Hari demi hari tak juga ditemukan, sampai pada akhirnya ada kabar tentang temannya yang lain, kini yang menemukannya adalah teman dekatnya yang juga menjabat sebagai ketua yakni Azies, ia menemukannya dengan keadaan sedang tergeletak di sekitar daerah kawah di gunung puntang. Selangkah demi selangkah ia coba dekati dan ternyata anak yang ia temukan itu adalah Abdul teman dekatnya yang paling baik. Ia langsung menangis sejadi-jadinya karena ternyata temannya itu telah terlihat pucat dan tak bernyawa. Ia langung menghubungi keluarganya dan pihak sekolah dengan menggunakan telepon genggamnya.
Mendengar kabar itu keluarga Abdul sangat sedih dan histeris atas yang terjadi pada anaknya terutama ibunya, ia langsung sontak pingsan ketika ia sedang menjawab telepon dari Azies. Azies dan teman yang membantunya langsung mengantarkan pulang temannya itu dengan menggunakan mobilnya.
Selang satu minggu kembali di beritakan oleh pihak kepolisian bahwa mereka telah menemukan dua orang siswa. Lalu Ridwan, Azies dan johan langsung meluncur dan mendatangi kabar itu dan ternyata benar bahwa mereka itu adalah temannya yakni Wahyu dan Sobar. Mereka berdua di temukan sama seperti temannya abdul yang telah tidak bisa ditolong lagi karena mereka diduga matinya pun udah berbulan-bulan yang lalu dan mayatnya pun telah membusuk. Menurut pak polisi wahyu ditemukan dalam keadaan menyangkut diatas pohon sedangkan sobar ditemukan ketika dirinya sedang terduduk tapi nyawanya telah tiada. Lalu mereka diantarkan kepada keluarganya masing-masing.
Tiga hari berlalu, kabar ditemukannya siswa hilang pun datang kembali, dia adalah Bima dia ditemukan dalam keadaan yang sangat serius dan parahnya tangan dan kakinya telah hampir kering dan ditemukan ketika tergeletak di sisi pohon dan ternyata…ia masih bernyawa dan bernafas.
Bima pun langsung dilarikan kerumah sakit untuk diperiksa dan diobati. Menurut dokter bahwa kondisinya sudah cukup parah dan memprihatinkan. Dan Bima pun dirawat selama berhari-hari. Kabar itu pun langsung disampaikan pada keluarga Bima. Keluarganya pun senang mendengarnya, walau pun sudah memprihatinkan.
Tak lama Bima Bima dirawat, mungkin baru satu minggu Bima pun dipanggil oleh Allah untuk kembali kepadanya. Keluarga Bima sangat bersedih dan merasa terpukul, Santo kakaknya Bima sangat frustasi melihat kepergian adiknya. Santo meminta maaf atas kelakuannya karena telah memukul Azies dengan kerasnya.
“Ini sudah takdir, tetaplah tabah dan bersabar ya nakk” ucap wanita setengah baya yang sangat sedih itu yang ternyata ibunya Bima.
Dan kala itu keadaan menjadi sunyi yang terdengar hanyalah tangisan tangisan. Orang-orang banyak yang melayat jenazah Bima yang nampak tersenyum bahagia badannya kering yang nampaknya sudah tidak makan selama beberapa hari dan banyak bercak-bercak di tangannya mungkin karena serangan nyamuk-nyamuk hutan atau binatang buas. Tak disangka dikala itu orang-orang begitu banyak yang menjenguknya diantaranya para kepala desa dan gubernur mereka datang untuk mengucap turut prihatin dan lebih menyenangkan lagi bahwa diantara yang melayat itu ada seseorang yang benar-benar penting dan perlu atas kejadian itu, ia adalah Yuli, temannya yang telah ditemukannya dalam keadaan gila dan sekarang ia telah sembuh total. Langsung Azies pun bertanya tentang keadaan tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.
“Apa yang telah terjadi pada kamu dan teman-teman yang lainnya selama di gunung itu?” Tanya Azies dengan nada serius.
Keadaan pun menjadi hening dan orang-orang disekitar itu pun ikut mendengarkan apa yang akan diucapkan oleh gadis itu. Gadis itu pun diam sejenak dan menarik nafas dalam dalam dan langsung ia menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
“Sebenarnya yang telah terjadi pada kami yaitu ketika itu kami melihat ada sosok sosok seperti rombongan kalian lalu kami pun mengikutinya dengan tenang dan ketika kami mengikutinya pikiranku kacau dan pusing. Aku diam sejenak dan melihat kebawah dan ketika aku melihat lagi ternyata aku telah kehilangan jejak dan aku langsung berlari-lari mencari dimana kalian berada sampai kira kira satu minggu lamanya dan yang lebih menakutkan ketika sedang mencari kalian aku melihat sobar terduduk tak bernyawa dengan keadaan memprihatinkan aku pun langsung berlari-lari mencari pertolongan.”
“Selama beberapa hari aku tidur diatas rumput rumput yang kasar dan makan dengan buah-buahan yang aku temukan dihutan tapi aku tidak tahan dengan itu hingga aku melihat manusia tergeletak tanpa nyawa kembali. Setelah itu aku tak ingat lagi apa yang terjadi pada ku.
Dan setelah semua itu diceritakan, semua orang yang berada disana bersedih haru mendengar kisah itu mereka lalu beristigfar memohon ampun kepada Allah karena mungkin hal yang telah terjadi itu akibat kelakuan mereka menjauhi perintah allah.
mengenaskan di puntang
di terbitkan oleh taufiq sutyarahman
Label: Cerpen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
perlu banyak perbaikan
tapi alhamdulillah dengan anda berani menulis cerpen juga
Posting Komentar