Transaksi CInta Buat Kontroversi Hati

oleh : Yunizar Suwandhana (KPKM BEM REMA UPI) "Di Sini Kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu, membawaku ke daerah yang baru, hidupku kini ceria...." Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya siang itu. Dia itu begitu berharap pada seorang perempuan yang dia yakin perempuan itu sangat menginspirasi dan membawa dia ke dalam hidup baru yang ceria, ada kilasan-kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan. Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah persahabatan. Perempuan itu adalah aktivis muda yang enerjik, ramah, rendah hati, cerdas dan tentunya cantik, tidaklah heran jika ia menjadi perbincangan kaum adam. Laki-laki dan perempuan itu bersahabat, erat bahkan sangat akrab, mereka sepasang sejoli yang mempunyai minat yang sama, cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama. Sehingga kedekatan itu membawa semangat laki-laki itu untuk terus menggali potensi dirinya sebagai penyeru agama Allah. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan persahabatan. Sesungguhnya di hati masing-masing telah tergores sebuah rasa. Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam. Dan kembali mereka saling curhat dan berbagi cerita. Ada gelak tawa dan canda di sana. Mereka berdua menyimpan ‘rasa’ itu, mereka saling menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa memperlihatkan pada aktivitas memberi dan menerima. Sedangkan rasa itu tetap terpendam di lubuk yang paling dalam dihati mereka masing-masing. Mereka memahami ‘rasa’ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam hubungan yang tidak dihalalkan syariat. Mereka memahami itu dan memegang kokoh nilai-nilai ini. Dan rasa itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing. Hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka saling mencintai. Namun laki-laki itu tidak bisa menjaga dengan baik cinta yang ada dalam hatinya, dia sering mengungkapkan isi hatinya dengan suatu hal yang tidak perempuan itu sukai. Kesalahan itu tidak sekali dilakukannya, hingga membuat perempuan itu merasa kesal dan sedikit terganggu. Perlahan rasa cinta itu mulai pudar ditandai dengan kedekatan yang berkurang.. Laki-laki itu sangat menyesalkan dengan apa yang diperbuatnya, namun perempuan itu sudah tidak menunjukan lagi cinta yang dulu terasa dan mulai banyak yang berubah. Inilah kehidupan ada suka maupun duka, ada gembira ada sedih, ada bahagia ada sengsara, ada pertemuan ada perpisahan. Tak ada jaminan persahabatan mereka bisa mencapai puncak kejayaan yaitu pernikahan atau mereka akan tetap menjadi dua sejoli yang istiqomah dengan persahabatannya, hanya waktulah yang dapat menjawab itu semua. Laki-laki itu pun terus mentafakuri dirinya dan berserah diri agar kelak Allah ridha bahwasanya dialah yang Allah izinkan untuk menjaga dan menafkahinya sepanjang hayat. "Mengapakah Kita dipertemukan bila akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan kemanisan iman, Tuhan berikan hamba kekuatan.....".

0 komentar:

Posting Komentar

isi komentar anda yang sopan dan jujur ya!!!!

BM
krelzz