Problema Kehidupan

Negeri ini memang bukanlah negeri yang miskin akan kekayaan alamnya, bukan pula negeri yang sedikit sumber daya manusianya. Di negeri ini pun, Seringkali kita temukan banyak orang berpendidikan tinggi, tak sedikit mereka mempunyai harta berlimpah, dan memiliki segalanya. Tapi mengapa negeri ini kian terpuruk keadaannya?

 

Hari ke hari, masalah yang terjadi di negeri ini kian menakutkan adanya, ada saja masalah yang terjadi, setiap detik kita tengok di layar tv, ataupun di surat kabar. Kejadian-kejadian itu memperlihatkan kepada kita bahwa negeri ini memang tak aman sentosa. Negeri ini kacau balau. Mengapa? Pertanyaan yang memang pantas untuk dilontarkan, mengapa semua ini bisa terjadi?, padahal para sarjana terdidik banyak jumlahnya, mereka lebih betah tinggal di Negara-negara maju daripada tinggal di negeri sendiri, karna saking banyak dan ketatnya persaingan, serta tidak diberdayakannya buah fikir mereka.

 

Banyak orang berpendapat "ketika banyak masyarakat mengenyam pendidikan tinggi, maka kesejahteraan pun akan mudah diraih". Tapi pendapat itu tak begitu benar adanya. Kita bisa rasakan hari ini, banyak orang yang berpendidikan tinggi, bahkan kuliah diluar negeri yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi,  tapi tak kunjung membawa perubahan dan kebangkitan di negeri ini. Malah menjadi sampah masyarakat, tak berguna keberadaannya. Ternyata dengan tingginya pendidikan seseorang tak bisa kita katakan negeri ini akan bangkit menuju ke arah lebih baik.

 

Juga ada pendapat "ketika masyarakat telah menjadi kaya raya, otomatis negeri ini akan aman sejahtera".  Apa benar? Ternyata kekayaan masyarakat yang melimpah pun tak mampu tuntaskan segala macam masalah yang ada di dunia ini. Begitu rumitnya permasalahan yang ada. Banyak para juragan, para konglomerat tapi tetap saja perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, pergaulan bebas, dan segala kriminal semakin bertambah adanya. Antara si kaya dan si miskin seolah ada dinding tebal yang memisahkan keduanya. Para agniya itu malah semakin jauh dari titah tuhannya. Semakin tak peduli akan kehidupan setelah dunia, makin kaya makin bejat kelakuannya. Apatis pada orang tak berdaya, angkuh serta sombong melekat di sikapnya. Mau apa  gerangan??  Bukannya menuntaskan persoalan yang ada malah menekan orang-orang yang tak punya. Bukannya membangkitkan negeri yang lemah ini, malah membuat semakin kian terpuruk keadaannya.

 

Dua pendapat telah kita lihat kondisinya, ternyata pendidikan tinggi, masyarakat kaya raya tak mampu membangkitkan umat menjadi lebih baik. Lantas apa yang terjadi jika demikian adanya? Terus apa dong yang salah?? Oh.. ternyata ada lagi yang berucap "bos, negeri ini terpuruk karena manusianya yang kagak punya akhlak, para pejabat bejat moralnya. Kalau ingin maju perbaiki akhlak, jamin deh hidup akan bahagia". Benarkan ujaran seperti itu? Apakah dengan diperbaikinya seluruh moral umat akan muncul suatu kebangkitan hakiki??? Jika kita coba selidiki, memang ada benarnya juga pendapat seperti itu.  Tapi kita juga tak bisa pungkiri ketika semua orang di negeri ini sholeh-sholeh apakah hidup akan sejahtera? Belum tentu jawabnya.

 

Lantas apa dong? Pendidikan tinggi, ternyata bukan. Kekayaan melimpah ruah, juga bukan. Akhlak yang baik pun. Bukan. Terus apa yang menjadi akar segala masalah ini?

 

Tiba-tiba dari kejauhan, sesosok wajah berbadan tegap, mengacungkan tangannya sembari lantang mengatakan "Akar masalahnya karena tidak adanya pemimpin umat islam yang menerapkan aturan ISLAM!!". Semua orang pun tersentak dan terbelalak matanya melihat dan mendengar komentar lantang seperti itu. Sembari menganggukkan, pertanda setuju, semua orang pun mulai menerima pendapat seperti itu sambil meneriakkan kata "YA! Kami Setujuuu!!!".

 

Benar!!! tidak adanya sang pemimpin umat islam inilah biang keladinya, sumber penyakitnya, sumber kekacauannya. Umat islam kini tak punya seorang yang akan menerapkan aturan paripurna, bersumber dari sang maha pencipta, Al-Quran sebutannya. Dan berasal dari As-Sunah, sang penjelas dan sumber hukum kedua yang mampu menjelaskan aturan-aturan, ucapan dan perbuatan baginda Muhammad, rasul kita tercinta. Khalifah, namanya. KHILAFAH, Sistemnya.

 

Khilafah merupakan sistem terhebat, tercanggih, dan sangat luar biasa. Ia berbeda dengan republik, tidak sama pula dengan sistem kerajaan, sangat jauh sekali dengan teokrasi. Yang jelas ia berbeda dan unik. Ia satu-satunya sistem yang telah berkuasa belasan abad silam. Kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi di sistem khilafah sangat minim jumlahnya. Karena hukum-hukum yang diberlakukannya pun berasal dari yang Maha adil. Sangat tahu apapun kebutuhan semua hambanya.

 

Pesonanya sangat menakjubkan. Keadilan yang dipancarkannya pun sungguh menentramkan jiwa. Raja dan rakyat sama saja tak ada yang membedakannya kecuali ketaqwaan kepada Allah Swt. Sungguh indah hidup dibawah naungan syari'at islam. Sungguh menyejukkan mata orang yang memandangnya.

 

Memang sesuatu yang memancarkan kemilau keadilan banyak yang tak suka keberadaannya. Orang-orang fasiklah, orang kufur dan munafiklah yang tak ingin kebenaran itu tampak ditengah-tengah kehidupan umat. Mereka bersikap iri pada keberadaan khilafah itu. Seolah rasa hasudnya itu semakin menjadi-jadi ketika kesejahteraan didapat oleh umat islam yang hidup dibawah naungannya. Karena itulah dari waktu ke waktu para pendengki itu pun bersekongkol dengan para antek-antek yang lain untuk berusaha menumbangkan kekuasaan umat islam itu. Mencerabut kekuatan khilafah islamiyyah dari akar-akarnya. Karena mereka menyadari bahwa khilafahlah sumber kekuatan umat islam itu. Karena dengan tidak adanya khilafah otomatis tidak akan terpancang tegak hukum-hukum syari'at yang adil itu. Lalu mereka melakukan manuver-manuver politik untuk menghancurkannya.

 

Tanpa henti-hentinya ia dobrak dan terus mendobraknya, tapi tak jua berhasil. Tapi mereka tak pernah menyerah untuk melenyapkan khilafah dari tataran internasional, hingga akhirnya 3 maret 1924 khilafah islamiyyah akhirnya hancur berkeping-keping. Para pengkhianat islam tertawa terbahak-bahak dengan begitu angkuhnya. Di tangan Mustafa kemal At-Tatturklah ia telah binasa. Sungguh keji apa yang telah ia perbuat. Menggembar-gemborkan kebebasan yang berusaha mendobrak wilayah kekuasan tuhan. Seolah seperti pahlawan padahal nyatanya engkaulah senyata-nyatanya pengkhianat islam, musuh islam. Khilafah lenyap, umat islam pun bagai anak ayam yang kehilangan induknya.

Oh alangkah sedihnya hati ini, engkau tak ada lagi, khilafah… aku rindu padamu. Sistem terbaik yang telah terbukti mampu memberikan kesejahteraan kepada seluruh umat manusia, tak hanya kaum muslimin juga bagi non-muslim, karena sistem ini berasal dari yang maha tahu segalanya. Sistem yang telah bertahan selama tiga belas abad lamanya. Mampu memayungi dua pertiga dunia. Dari maroko hingga merauke engkau telah mampu menerapkan islam secara kaffah.

Ketika kekhilafahan islam tegak di muka bumi, ia mampu lahirkan beribu ilmuwan sekaligus ulama ternama yang menjadi pelopor ilmu-ilmu di dunia, yang menjadi inspirasi orang-orang hebat berjuta umat saat ini. Sekaliber Ibnu sina, sefaqih Imam Syafi'I, secerdik Ibnu Rusyd, setangguh Khalid bin walid, sehebat Al-Farabi, sepintar Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Itu hanyalah secuil contoh saja yang coba penulis paparkan. Masih banyak orang-orang yang telah mewarnai dunia ini dengan ilmu yang terlahir dari peradaban emas islam.

 

Tapi, ketika kini terpancang peradaban kelam, peradaban yang membawa kekufuran. Bobrok yang ditimbulkannya, derita yang dilahirkannya. Hadhoroh gharbiyyah, peradaban barat, yang terlahir dari ideologi kapitalisme yang telah berani-beraninya menantang kekuasaan tuhan. Yang memiliki akidah sekulerisme, memisahkan agama dari kehidupan dunia. Alangkah busuk niatmu itu wahai kapitalisme.

 

Karena tidak diterapkannya sistem islam inilah yang menyebabkan keterpurukan umat saat ini. Banyak hukum-hukum islam yang terbengkalai keberadaannya. Umat pun menjadi lemah pemikirannya disebabkan tidak adanya sang penjaga akidah umat. Se-sholeh-sholehnya seorang muslim tetap saja akan kesulitan untuk beribadah kepada Allah Swt, akan terhambat iman dan akan terabaikannya banyak perkara-perkara yang disyari'atkan oleh Islam. Padahal Syari'at islanm itu tak boleh kita abaikan keberadaannya, tak boleh kita tendang kemuliaannya. karenanya negara sangat berperan penting dalam menerapkan hukum-hukum islam. negara khilafah islamiyyah.

 

keberadaan khilafah sangat penting adanya. karena, untuk memecahkan segala problematika umat ini solusi tuntasnya tiada lain ialah terapkan syari'at dalam bingkai khilafah rasyidah islamiyyah. niscaya kehidupan umat pun akan kembali mendapatkan kesejahteraan dan meraih kemuliaannya.

 

la izzata illa bil islam

wala islama illa bi syari'ah

wala syarri'ata illa bi daulah

daulah khilafah rasyidah...

 

AllahuAkbar!!!

1 komentar:

insidewinme mengatakan...

Kita menghendaki kebangkitan yang tidak terbatas pada ibadah dan perbuatan mandub saja. Akan tetapi, kita menghendaki kebangkitan atas hukum-hukum Islam keseluruhan baik dalam pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, hubungan luar negeri, tsaqafah dan pendidikan, politik dalam negeri dan luar negeri dan dalam seluruh urusan umat, baik secara individu, kelompok maupun negara.

Posting Komentar

isi komentar anda yang sopan dan jujur ya!!!!

BM
krelzz